Manfaat Nyata Kulit Manggis dari Penelitian

Dunia pengobatan China yang sudah berusia ribuan tahun menjadi pelopor pemakaian kulit manggis untuk menangkal penyakit tertentu. Di Thailand dan Filipina, kulit manggis lazim digunakan untuk mengobati disentri dan infeksi kulit. Di Karibia dan Amerika Latin, teh buah manggis dikonsumsi sebagai pembangkit stamina; di Brazil, untuk mengatasi masalah pencernaan. Masyarakat India memakai tepung kulit manggis kering untuk mengatasi disentri, luka luar, luka bernanah, dan mag.

Khasiat Kulit Manggis

Penduduk Jepang mengenal daun dan batang kulit manggis sebagai herbal berefek antiinflamasi. Dia kerap dipakai untuk mengobati eksem dan penyakit kulit lain seperti psoriasis. Di Venezuela, kulit manggis digunakan untuk mengobati infeksi kulit akibat parasit.
Laurent Garcin, penjelajah hutan berkebangsaaan Perancis yang memberi nama Garcinia mangostana pada abad ke-16, mungkin tidak menduga temuannya memiliki manfaat lebih hebat daripada pengetahuan zaman kuno itu. Semua bermula pada April 1993 saat Munekazu Iinuma mengumpulkan kulit manggis dari berbagai sentra di Indonesia. Kulit manggis itu kemudian diterbangkan ke Gifu Pharmaceutical University, Jepang.
Di sana, oleh Kenji Matsumoto dan kawan-kawan, termasuk Munekazu Iinuma, sejumlah 2,7 kg kulit manggis kering diekstrak dengan heksana, benzena, aseton, dan alkohol 70%. Ekstraksi menghasilkan 6 turunan xanthone: a-mangostin, b-mangostin, g-mangostin, mangostinone, garcinone E, dan 2-isoprenyl-1,7-dihydroxy-3-methoxyxanthone.
Selanjutnya mereka mengambil sejumlah sel penyebab leukemia, seperti HL60, K562, NB4, dan U937 dari Riken Cell Bank, Tsukuba, Ibaraki, Jepang. Sel kanker penyebab leukemia itu dikulturkan, kemudian senyawa-senyawa xanthone dilarutkan dalam kultur itu. Hasilnya terbukti bahwa a-mangostin memicu proses apoptosis sel leukemia.
Hasil penelitian Kenji Matsumoto itu seakan-akan menjadi pemicu perhatian ilmuwan dunia pada manggis. Lima bulan setelah penelitian Kenji Matsumoto, di Swiss ada penelitian yang membuktikan, xanthone ampuh mengatasi depresi. Berikutnya susul-menyusul penelitian di berbagai negara yang hasilnya saling menguatkan efek xanthone sebagai obat. Di Taiwan, misalnya, pada Mei 1996 dilakukan 2 penelitian yang berbeda. Satu penelitian membuktikan khasiat xanthone mengatasi depresi; penelitian lain, antikanker.
Tiga penelitian berikut dilakukan di Kaohsiung dan Taipei, Taiwan, serta Oregon, Amerika Serikat pada kurun 1996—1997. Hasilnya lain lagi: penelitian di Kaohsiung membuktikan senyawa xanthone antithrombotik, sangat penting untuk mengatasi penyakit jantung dan stroke. Xanthone melenturkan pembuluh darah ke jantung, penting untuk penderita penyakit jantung.
Di Oregon, xanthone ampuh untuk malaria. Selanjutnya, pada kurun 1997—2004, tercatat minimal 24 penelitian tentang xanthone pada kulit manggis dilakukan di berbagai penjuru dunia. Hasilnya beragam, antara lain bermanfaat mengatasi diabetes mellitus, arthritis, kanker payudara, dan tuberkulosis.
Tangkal penyakit modern
Kehebatan kulit manggis pun tidak luput dari perhatian peneliti di Indonesia. Menurut Dr Agung Endro Nugroho MSi Apt, kulit manggis mengandung 50 senyawa xanthone. Xanthone ialah bioflavonoid yang bersifat antioksidan, antibakteri, antialergi, antitumor, antihistamin, dan antiinflamasi. Molekul biologi aktif ini memiliki struktur cincin 6 karbon dan kerangka karbon rangkap, sehingga sangat stabil. Di alam ada 200 jenis xanthone, sejumlah 50 di antaranya ditemukan di kulit manggis.
Yang paling banyak memiliki efek farmakologis adalah alfamangostin, betamangostin, dan garcinon-E. Pemeran utama penumpas sel kanker ialah alfamangostin dan garcinon-E. Keduanya menghambat proliferasi sel kanker dengan mengaktivasi enzim kaspase 3 dan 9, yang memicu apoptosis atau program bunuh diri sel kanker. Alfamangostin juga mengaktifkan sistem kekebalan tubuh dengan merangsang sel pembunuh alami yang bertugas membunuh sel kanker dan virus.
Mangostin bersama dengan gammamangostin berperan sebagai antioksidan yang sanggup mencegah aktivitas HIV-1. Kekebalan tubuh meningkat berkat antioksidan itu, maka virus penyebab HIV/AIDS pun terhambat perkembangannya. Xanthone pada kulit manggis memiliki antioksidan tingkat tinggi. Kandungan antioksidan kulit manggis 66,7 kali wortel dan 8,3 kali kulit jeruk. Sebagai antioksidan, xanthone memiliki gugus hidroksida yang efektif mengikat radikal bebas penyebab rusaknya sel tubuh. Istimewanya, nilai gugus hidroksida pada xanthone besar sekali, 17.000—20.000, Padahal nilai oxygen radical ansorbance capacity (ORAC) sumber antioksidan lain, misal anggur, hanya 1.100.
 Bagi penderita penyakit jantung, temuan manfaat farmakologis kulit manggis bagaikan munculnya secercah cahaya di kegelapan. Betapa tidak, penyakit jantung yang memerlukan biaya relatif mahal jika ditanggulangi secara kedokteran modern, ternyata dapat diatasi oleh kulit manggis. Hasil penelitian Dachriyanus dari jurusan Farmasi Universitas Andalas menunjukkan, ekstrak kulit manggis menurunkan kadar kolesterol mencit pada berbagai dosis. Penyebabnya, alfamangostin meningkatkan aktivitas enzim lipoprotein lipase untuk menghidrolisis low density lipoprotein menjadi asam lemak dan gliserol. Kadar LDL turun, HDL meningkat. Selain itu, pembuluh darah pun kian lentur.
Sebagai antioksidan tingkat tinggi, xanthone dari kulit manggis meningkatkan daya tahan tubuh, mengontrol serangan penyakit degeneratif, seperti artritis, osteoartristis, aterosklerosis, trombosis, dan hipertensi. Sebagai buah yang mengandung senyawa antialergi, kulit manggis cocok untuk menangkal aneka alergi. Tercatat pula diabetes mellitus, parkinson, alzheimer, migrain, depresi sebagai penyakit yang dapat ditanggulangi oleh kulit manggis.
Seduh sendiri
Manfaat farmakologi kulit manggis tampak terlalu banyak, tetapi itulah hasil penelitian yang dilakukan berbagai institusi di 12 negara, 4 benua. Testimoni kesembuhan penyakit gara-gara minum jus kulit manggis bertebaran di dunia maya. Manggis panasea ajaib penakluk penyakit maut. Pantas jika di daerah Karibia dia disebut The Food of God.
Di pasar kini beredar aneka merek jus kulit manggis. Toh, sebenarnya khasiat kulit manggis dapat dipetik dengan cara mengolah sendiri. Caranya sederhana: cuci bersih kulit buah, kemudian potong kulit 2 butir buah. Selanjutnya potongan direbus dalam 4 gelas air, sehingga tersisa 2 gelas. Air rebusan tersaring itulah yang diminum secara rutin 2—3 kali sehari.
Resep sederhana yang dikemukakan Prof Dr Sidik Apt, guru besar Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran itu bisa dikembangkan lagi, meniru cara para herbalis. Kulit manggis dicuci, dipotong-potong, kemudian dijemur sampai kering, sebelum ditumbuk halus menjadi serbuk.
Lantas, buah manggis seperti apa yang layak dikonsumsi sebagai obat tradisional? Buah matang boleh, buah setengah matang tidak menjadi masalah, buah mentah pun bisa dijadikan seduhan. Demikian juga buah yang tidak lolos sortiran untuk dijual sebagai buah meja pun bisa dimanfaatkan. Sejak buah berumur satu bulan setelah bunga mekar, kulit manggis sudah mengandung xanthone. Jadi, segera manfaatkan kulit manggis yang selama ini terbuang percuma, agar muncul mangostin paradoks, seperti yang terjadi di Perancis dengan red wine dan french paradox.